ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

59 Tetumbuhan yang Disebutkan Eksplisit dan Spesifik oleh Nagarakretagama

20/12/2024

0 Comments

 
Picture
Di antara tuturan hal muhibah keliling negeri oleh Maharaja Hayam Wuruk dan rombongannya, juga di sela kilasan tentang sejarah Singhasari dan Majapahit, 98 pupuh Nagarakretagama sesungguhnya terselip puluhan nama tetumbuhan. Dengan sendirinya, membaca kitab kuno berjudul asli Desawarnana ini sejatinya  memberi pengalaman belajar tentang aneka tumbuhan yang telah dikenal atau malah dibudidayakan masyarakat Majapahit.
36 Modal Awal
Merujuk hasil identifikasi Mien Ahmad Rifai, Nagarakretagama memuat tetumbuhan sebanyak 36 jenis.  Mien menyeneraikannya dilengkapi keterangan taksonomi atau nama ilmiah. Senarai tersebut ada dalam  karyanya yang diterbitkan Komunitas Bambu pada 2017, Desawarnana: Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja, halaman 89-90.
Buku tersebut bermula dari inisiatif Mien untuk menciptakan versi saduran Nagarakretagama ke bahasa Indonesia yang nyaman dibaca untuk anaknya. Ia tulis bergaya prosa, tidak terlalu terikat kepada susunan pupuh, bait, dan larik seperti dalam Nagarakretagama yang  berwujud kakawin sebagai salah satu bentuk syair kuno di Jawa. Hal tersebut dimaksudkan supaya pembaca muda lebih mudah memahami isi Nagarakretagama. Ikhtiar Mien ini pantas diapresiasi positif.
Daftar 36 jenis tetumbuhan dalam Nagarakretagama rumusan Mien merupakan modal awal tulisan ini. Bahkan  tulisan ini kemudian fokus kepada membandingkan dan mengecek ulang 36 jenis tetumbuhan yang disenaraikan Mien dengan isi tiga  buku versi terjemahan Nagarakretagama lainnya, yaitu versi I Ketut Riana terbitan KOMPAS 2009, versi Damaika Saktiani dkk terbitan Narasi 2019, dan versi Slamet Muljana terbitan pertama Bharatara Karya Aksara1979, kemudian diterbitkan ulang beberapa kali oleh LKiS sejak 2006.
Proses demikian memberi hasil identifikasi tetumbuhan dalam Nagarakretagama tidak  sepenuhnya sama dengan daftar rumusan Mien. Ada tiga tetumbuhan dalam senarai buatan Mien tidak dimasukkan dalam daftar versi tim riset Museum Ullen Sentalu yaitu kelayar, pulutan, dan tapen. Hal ini karena tidak ditemukan dalam tiga versi terjemahan Nagarakretagama pembanding saduran karya Mien.   
Memerkaya Isi Senarai
Penelisikan terhadap tiga buku versi terjemahan yang telah disebut di atas membawa senarai tetumbuhan dalam Nagarakretagama versi tim riset Museum Ullen Sentalu berisikan 59 tumbuhan. Hasil ini didapat dari riset berupa kata-kata yang menyelip pada toponim maupun nama tokoh dalam tuturan Nagarakretagama.
Contoh nama tumbuhan dalam wujud toponim adalah jambe yang berarti “pinang” dalam versi penulisan Jambi selaku nama salah satu daerah di Sumatera. Lalu Sukun yang berarti “pohon sukun” dan merupakan  nama kuno salah satu daerah di Nusa Tenggara Barat kini.  Wandan berarti “pandan” dan merupakan nama kuno Pulau Banda saat ini. Kadhali/kadali berarti “pisang” dan menjadi bagian toponim Hutan Kadhali, yang diperkirakan sebagai nama kuno Pulau Buru kini. Kamboja berarti “kemboja/kamboja” sebagai nama negeri di Indochina yang merupakan salah satu tetangga Majapahit dan masih bahkan eksis hingga kini.  Ada juga Tebu berarti “tebu” serta Poh yang berarti “mangga” yang merupakan nama desa dalam rute muhibah Maharaja Hayam Wuruk pada 1359.
Beberapa contoh toponim yang dilewati adalah Patunjungan dan Pajarakan. Dua kata tersebut agak lebih kompleks. Dasar kata pada kata dengan awalan  pa- serta akhiran –an yang mereka miliki ternyata menyimpan dua nama tumbuhan. Patunjungan, kata dasar ”tunjung”, salah satu jenis teratai. Pajarakan, kata dasar “jarak”, salah satu jenis tanaman perdu dengan biji-biji dapat diolah menjadi minyak.
Contoh nama tumbuhan yang terkait nama tokoh adalah Tal, yaitu Dyah Lembu Tal. Tal juga menjadi nama lain pohon palem lontar, yang dedaunannya dapat diolah menjadi lembar-lembar bahan penulisan (seperti media kertas) yang kemudian disatukan menjadi keropak kitab. Sosok  Dyah Lembu Tal dikenal sebagai ayah Dyah Wijaya atau Kertarajasa Jayawardhana, maharaja pertama pendiri Majapahit.
Tim riset Museum Ullen Sentalu berusaha maksimal membuat senarai berupa variasi sinonim yang dilekatkan kepada masing-masing tumbuhan dalam Nagarakretagama, berikut keterangan pupuh lokasi dalam kitab Nagarakretagama.
Rincian senarai tetumbuhan tersebut adalah sebagai berikut:     
 
Nama tumbuhan
Nama latin
Jawa kuna
keterangan

1.
asoka                    
Jonesia asoca
asoka
pupuh 10 bait 3

2.
aren/enau
Arenga pinnata
liraṅ
hano
Pupuh 59 bait 6
pupuh 90 bait 3

3.
asam
Tamarindus indica
asěm
kamal
pupuh 60 bait 1
pupuh 67 bait 3
pupuh 68 bait 1 & 4

4.
angsana
Pterocarpus indica
asana
pupuh 95 bait 3

5.
bambu
Bambusinae
buluh
priṅ
pupuh 32 bait 2
pupuh 34 bait 1

6
bambu kuning
Bambusa vulgaris
śara gadiṅ
pupuh 37 bait 5

7
beringin
Ficus benjamina
brahmasthana
pupuh 8 bait 1

8
bodi
Ficus religiosa
buddhi
pupuh 8 bait 1

9
cemara
Casuarina equisitifolia
camara
pupuh 37 bait 5

10
cempaka
Michelia champaca
campaka
pupuh 11 bait 2

11
dadap
Erythrina variegate
dadap
pupuh 19 bait 1

12
daluwang
Broussonetia papyrifera
daluang/jeluang
pupuh 17 bait 10

13
galing
Cayratia trifolia
galiṅ
pupuh 97 bait 3

14
gambir
Uncaria guianensis
kacu
pupuh 60 bait 3

15
gebang
Corypha utan
gebang
pupuh 31bait 1

16
gelagah
Saccharum spontaneum
galagah
pupuh 22 bait 5

17
gelam
Melaleuca leucadendra
gelam
pupuh 31 bait 1

18
hanjuang/lenjuang/
andong
Cordyline fruticose
andwaṅ
pupuh 32 bait 5

19
ilalang
Imperata cylindrata
halalang
pupuh 29 bait 3

20
jarak
Ricinus communis
jarak
pupuh 32 bait 1

21
kapas
Gossypium herbaceum
kapas
pupuh 60 bait 1

22
kayu mas
Euodia latifolia
kayu mas
pupuh 32 bait 5

23
kayu puring
Codiaeum variegatum
kayu puriṅ
pupuh 32 bait 5

24
kecubung
Datura metel
kacubuṅ
pupuh 60 bait 3

25
kelapa
Cocos nucifera
nyu danta
kalapa
nyu
tirisan
pupuh 37 bait 5
pupuh 59 bait 6
pupuh 60 bait 1
pupuh 76 bait 2
pupuh 90 bait 3

26
kelapa gading
Cocos nucifera
nyu gadiṅ
 
pupuh 9 bait 1
pupuh 32 bait 5

27
kemboja/kamboja
Plumiera acuminatas
kamboja
Pupuh 15 bait 1

28
kesumba
Carthamus tinctorius
kasumba
pupuh 60 bait 1

29
kunyit
Curcuma domestica
kunir
pupuh 22 bait 4

30
lada
Piper nigrum
mirica
pupuh 60 bait 1

31
lontar
Borassus flabellifer
tal
pupuh 25 bait 1
pupuh 29 bait 3
pupuh 34 bait 1
pupuh 47 bait 1

32
lumut
Bryophyta
lumut
pupuh 37 bait 4

33
maja
Aegle marmelos
wilwa
pupuh 18 bait 4

34
mangga
Mangifera indica
poh
Pupuh 20 bait 1

35
melati menur
Jasminum sambac
menur
pupuh 32 bait 5

36
nagasari
Mesua ferrea
nagakusuma
nagapuspa
bhujagakusuma
pupuh 37 bait 1
pupuh 57 bait 5
pupuh 66 bait 2

37
nila/indigo
Indigofera suffruticosa
nilakusuma
pupuh 76 bait 1

38
oleander/
bunga jepun
Nerium oleander
karawira
pupuh 32 bait 5

39
pakis air
Ceratopteris thalictroides
pakis
pupuh 57 bait 6

40
pakis haji
Cycas rumphii
pakis haji
pupuh 23 bait 1

41
pandan
Pandanus amaryllifolius
wandan
pupuh 14 bait 5

42
pinang
Arenga cathecu
jambe/jambi
pucang
Pupuh 13 bait 1
pupuh 37 bait 5

43
pisang
Musa paradisiaca
kadali
pupuh 14 bait 3

44
rajasa
Elaeocarpus grandiflorus
rajasa
pupuh 66 bait 2

45
rumput/jukut
Zoyzia matrella
dukut
pupuh 37 bait 4
pupuh 38 bait 2

46
rumput liar/
rumput jarum/
kalakanji
Andropogon aciculatus
sukĕt
pupuh 37 bait 4
pupuh 53 bait 3

47
seroja
Nelumbo nucifera
késara
paṅkaja
padma
pupuh 11 bait 2
pupuh 17 bait 10
pupuh 83 bait 1

48
sirih
Piper betle
sěrěh
wwah
pupuh 34 bait 1
pupuh 60 bait 1

49
siwalan
Borassus sundaicus
siwalan
pupuh 90 bait 3

50
sukun
Arocarpus incissus
sukun
pupuh 14 bait 3

51
syandana
Desmodium oojeinense
syandana
pupuh 18 bait 3

52
tanjung
Mimusops elengi
tanjung
bakularjja
pupuh 8 bait 5
pupuh 11 bait 2

53
tebu
Saccharum officinale
tebu
kilaṅ
pupuh 17 bait 10
pupuh 90 bait 3

54
telang
Clitoria ternatea
tělaṅ
pupuh 76 bait 4

55
tepus
Achasma coccineum
tepus
pupuh 32 bait 4

56
teratai
Nymphaea alba
taraté
pupuh 22 bait 1

57
tunjung
Nymphaea nouchali
tunjung
kumuda
Pupuh 31 bait 6
pupuh 83 bait 1

58
waru
Hibiscus tilaeceus
waru/wawaru
pupuh 31 bait 1

​59
wijen
Sesamum indicum
wijyan
pupuh 60 bait 1

 
Pertanyaan tentang Padi
Dari senarai di atas, tumbuhan padi (Oryza sativa) ternyata tidak tercantum. Hal ini menimbulkan pertanyaan. Padahal, padi adalah tanaman penghasil beras, dikenal sebagai bahan pangan pokok di Pulau Jawa. Beras adalah komoditas penting perdagangan yang dihasilkan berbagai kekuasaan yang eksis di Jawa. Bahkan beras sering menjadi faktor penting kestabilan maupun kegoncangan kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Lalu mengapa Prapanca  tak mencatat keberadaannya?
Berkait dengan pertanyaan di atas, tim riset Museum Ullen Sentalu menarik kesimpulan bahwa tentang semesta Majapahit dan alam Jawa saat tulisan selesai pada 1365, Prapanca masih mencatat tentang lahan pembudidadayaan padi. Ada dua istilah dipakai Prapanca, yaitu sawah dan pagagan.
Istilah  sawah era Majapahit sama dengan makna dalam bahasa Indonesia serta beberapa bahasa daerah lain di Nusantara pada masa kini, yakni lahan yang digarap dan diairi memakai jaringan pengairan maupun  tadah hujan,  kemudian menjadi tempat pembudidayaan padi. Sedangkan istilah pagagan  dari kata dasar gaga, yaitu ladang tempat budi daya padi gogo atau padi lahan kering. Dalam Nagarakretagama, sawah tercantum di pupuh 34 bait 3 serta pupuh 88 bait 3, sedangkan pagagan tercantum di pupuh 76 bait 4.
Berpijak kepada uraian tiga alinea di atas, kami bersepakat bahwa padi adalah tumbuhan ke-60 melengkapi 59 yang telah mengisi senarai tetumbuhan yang disebutkan lebih eksplisit spesifik di antara 98 pupuh dalam narasi Nagarakretagama. [Yosef Kelik (Periset di Museum Ullen Sentalu)]
 
Referensi
Muljana,  Slamet. (2011, Cetakan V). Tafsir Sejarah Nagarakretagama. Yogyakarta: LkiS
Prapanca, Mpu. (2017). Desawarnana: Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja (Mien Ahmad Rifai, Penyadur). Depok: Komunitas Bambu.
Prapanca, Mpu. (2019, Edisi Revisi HC). Kakawin Nagarakertagama (Damaika Saktiani dkk, Penerjemah). Yogyakarta: NARASI
Riana, I Ketut. (2009, Cetakan III). Kakawin Dēśa Warņnana Uthawi Nāgara Kŗtāgama: Masa Keemasan Majapahit. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    October 2025
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak