Pada tanggal 3 Puasa 1818 tahun Jawa (1892 Masehi), Kasunanan Surakarta mendapat berkah berupa kelahiran seorang putri yang kemudian diberi nama Bendara Raden Ajeng (BRAj) Retno Puwoso. Anak perempuan dari Sunan Pakubuwono X dengan selir kesayangannya, Bendara Raden Ayu Retno Purnomo, ini memang mendapat perlakuan spesial. Dari nama yang diberikan saja tersirat keindahan. Nama ‘Retno’ bermakna permata dan ‘Puwoso’ merujuk pada bulan kelahiran beliau, yakni bulan puasa atau orang Jawa menyebutnya puwasa. Jadi apabila ditafsirkan nama putri Retno Puwoso artinya permata di bulan puasa.  

Bagi masyarakat Indonesia yang sekitar 88 persen di antaranya adalah pemeluk agama Islam, “puasa” tentu identik dengan puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan menurut kalender Hijriyah, yang setiap malamnya diisi salat tarawih berjamaah. Penutupan puasa Ramadhan dengan takbir semalaman, salat berjamaah, silahturahim bermaaf-maafan dengan kerabat dan tetangga, juga bersantap berbagai hidangan lezat dan minuman menyegarkan. 

Batik Pasisir di Jawa terdiri dari setidaknya tiga jenis batik berdasarkan latar belakang etnisitasnya, yakni batik Peranakan Tionghoa, batik Indo-Eropa dan batik Keturunan Arab. Diantara ketiga jenis batik, hanya batik Indo-Eropalah yang kemunculannya terkait dengan politik pemerintah kolonial Belanda abad XIX. Rens Heringa dan Harmen C. Veldhuisen dalam Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java (1997) mengatakan bahwa pada abad tersebut, pemerintah kolonial mulai gelisah dengan hubungan erat orang Jawa di Pesisir dengan orang Tiongkok. Untuk mengantisipasi hal itu, pria Eropa kemudian menjalin hubungan dengan wanita pribumi dan peranakan. Sebagai dampaknya, keturunan mereka (Indo-Eropa) merasa perlu membedakan diri secara etnik, salah satunya dengan perubahan gaya batik yang mengidentifikasi ras campuran. 

Tanggal 1 Maret tak cuma tanggal yang menjadi momen peringatan Serangan Umum 6 Jam atas Kota Yogyakarta pada 1949. Di samping peristiwa penting perjuangan bangsa yang sejak 2022 lalu diharinasionalkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara, 1 Maret adalah pulat tanggal bersejarah bagi Museum Ullen Sentalu. Ini karena pada tanggal tersebut lah 26 tahun lalu atau 1997, Museum Ullen Sentalu resmi dibuka sebagai salah satu destinasi wisata edukasi di kawasan Kaliurang.