ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Delapan Aksara yang Pernah atau Masih Digunakan di Pulau Jawa

9/9/2022

0 Comments

 
Salah satu penanda penting suatu masyarakat di suatu wilayah dapat dianggap telah memiliki peradaban maju adalah telah mengenal penggunaan aksara. Pasalnya, dengan adanya aksara, maka dimungkinkan penulisan riwayat perjalanan hidup para tokoh maupun kejadian-kejadian dalam masyarakat tersebut. Turut dimungkinkan pula terekamnya pemikiran seputar religiusitas, filsafat, serta seni. 
Picture
Berikut ini daftar pendek aksara-aksara yang pernah atau masih dipergunakan di Pulau Jawa:

1. Aksara Pallawa
Aksara yang diadopsi dari Semenanjung India pada sekitar pertengahan milenia I tarikh Masehi. Kerajaan-kerajaan di Jawa seperti Tarumanegara dan Medang memakainya untuk menulis prasasti-prasasti yang berbahasa Sanskerta dan Melayu Kuna. Prasasti-prasasti beraksara Pallawa terbit sekitar tahun  400-an hingga 700-an Masehi. Beberapa contohnya adalah Prasasti Tugu, Prasasti Ciareteun, juga Prasasti Sojomerto dan Prasasti Canggal.

2. Aksara Kawi (Jawa Kuna)
Aksara ini adalah turunan dari aksara Pallawa. Kerajaan-kerajaan di Jawa menggunakannya untuk menulis prasasti-prasasti maupun kitab-kitab pada abad VIII – XV Masehi. Bahasa yang dipergunakan adalah  bahasa Kawi alias bahasa Jawa ((+Contoh tulisan yang menggunakan aksara Kawi ialah Prasasti Dinoyo, kakawin Arjunawiwaha, kakawin Desawarnana, juga Prasasti Jiyu.

3 Aksara Sunda Kuna
Sebagaimana aksara Jawa Kuna, aksara juga merupakan turunan dari aksara Pallawa. Aksara ini berkembang di wilayah barat pulau Jawa pada abad XIV sampai XVIII serta  digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda Kuno. Contoh dari karya tulis yang menggunakan aksara Sunda Kuno adalah kitab Bujangga Manik.

4. Aksara Pegon
Ini merupakan aksara turunan serta modifikasi dari aksara Arab yang dipergunakan untuk menulis dalam bahasa Jawa, Sunda, serta Madura. Versi lokal Nusantara untuk aksara Arab, tapi tanpa harakat ini berkembang sejak akhir abad XIV atau tahun 1300-an. Aksara ini masih berkerabat dengan aksara Jawi yang berkembang di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Contoh karya tulis beraksara pegon adalah kitab Sajarah Banten.

5. Aksara Gunung

Aksara ini merupakan versi peralihan dari aksara Kawi ke aksara Jawa Baru. Aksara ini dipergunakan oleh sejumlah karya tulis yang dihasilkan abad XV-XVII Masehi. Contoh karya tulis yang memakai aksara pada kurun peralihan dari era Hindu-Buddha ke Islam ini adalah Naskah-naskah Merapi-Merbabu.

6. Aksara Jawa Baru
Aksara turunan dari aksara Kawi dan secara fonetik sudah mengalami pengaruh dari bahasa Arab. Aksara ini terutama berkembang sejak abad XVIII Masehi atau tahun 1700-an, pun masih terus dipergunakan hingga sekarang.  Contoh karya tulis yang memakai aksara ini adalah Babad Tanah Jawa.

7. Aksara Sunda Baku
Aksara ini merupakan versi turunan dari aksara Sunda Kuna yang lantas digunakan untuk menulis dalam bahasa Sunda kontemporer hingga sekarang. Diyakini berkembang sejak abad XVII atau XVIII. Namun, pembakuannya terjadi sejak sekitar akhir abad XIX hingga pertengahan abad XX oleh sejumlah pemerhati bahasa Sunda, termasuk sejumlah pengusaha perkebunan berkebangsaan Belanda pada masa Kolonial.

8. Aksara Latin
Merupakan aksara yang kini mendominasi sistem penulisan di Pulau Jawa maupun teritori negara Indonesia saat ini. Penyebabnya tentu tak lepas dari diperkenalkan sistem pendidikan moderen oleh pihak Kolonial sejak medio abad XIX atau tahun 1800-an, lalu masih bersambung dengan penggunaan bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu selaku bahasa nasional. Salah satu sumber tertulis pertama di Jawa yang menggunakan aksara Latin adalah Naskah Perjanjian Amangkurat I dengan pihak VOC pada 1646.
(Yosef Kelik & Restu A Rahayuningsih/Divisi Riset Museum Ullen Sentalu)


​
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    October 2025
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak