ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Pancasila antara Zaman Majapahit dan Masa Kini

1/6/2023

2 Comments

 
Picture
Pancasila yang kini dikenal luas orang Indonesia sebagai dasar negara ternyata telah termuat dalam kitab kuno dari zaman Majapahit. Kitab kuno tersebut tepatnya adalah Desawarnana alias Nagarakrtagama, hasil penulisan pada 1365. Dalam kitab karya Mpu Prapanca tersebut, Pancasila termuat dalam pupuh 43. Tepatnya lagi menjadi suatu frase di antara kata-kata bahasa Kawi“..., yatnā gegwani pañca śīla kṛtā sangskārā bhiṣḕkā krama, ...”, yang terjemahan bahasa Indonesianya adalah “..., waspada dan teguh memegang pancasila, berlaku mulia
melaksanakan upacara suci, ...”.​
Penggal kalimat di atas menunjukkan bahwa konsep frase Pancasila sudah dikenal tujuh abad silam. Saat itu, kekuasaan terbesar bernama Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Rajasa Nagara atau Raja Hayam Wuruk. Namun, Pancasila ala Majapahit tadi bukanlah tepat berisi rumusan dasar negara Indonesia saat ini. Pancasila ala Majapahit merupakan lima pantangan yang menjadi lima pedoman tingkah laku yang utama dalam pelaksanaan kesusilaan

Kitab Sutasoma karya pujangga lainnya dari zaman Majapahit, yakni Mpu Tantular, menguraikan rincian dari lima pantangan tadi. Pertama adalah tidak boleh melakukan kekerasan. Kedua tidak boleh mencuri. Ketiga tidak boleh berjiwa dengki. Keempat tidak boleh berbohong. Terakhir atau kelima adalah tidak boleh minum minuman keras yang memabukkan.

Pancasila ala Majapahit dan Pancasila yang kini menjadi dasar negara Indonesia sejatinya lebih banyak berkaitan dalam hal kesamaan istilah penamaan. Secara isi dua macam Pancasila yang berbeda zaman ekstensi tersebut berlainan pula. Pancasila yang menjad dasar negara Indonesia bersumber dari konsep yang dipidatokan Sukarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Itu terdiri dari Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan. Rumusan Pancasila ala Sukarno 1 Juli 1945 ini kemudian dirumuskan lebih lanjut lagi sebanyak dua kali, yakni menjadi Piagam Jakarta, lalu pada akhirnya menjadi rumusan ala Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Alinea 4.

Sekalipun secara rumusan kata-kata ada perbedaan jelas, apa yang menjadi bagian Pancasila ala Majapahit pastilah bisa diakui sebagai perilaku terpuji yang sesuai dengan Pancasila rumusan 1945, mulai dari Pidato Sukarno 1 Juni hingga Alinea 4 Pembukaan UUD 1945. Dengan begitu, rasanya bisa disebut juga bahwa yang dipaparkan Sukarno pada 1 Juni 1945, lalu disambung oleh kerja para anggota BPUPKI maupun Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah tindakan pejuang revolusi sekaligus Bapak Bangsa menggali warisan berfaedah dari leluhurnya.  RESTU A RAHAYUNINGSIH (Peneliti Museum Ullen Sentalu). 
2 Comments
reyhan link
5/9/2024 09:00:18 pm

thanks alot of information keren

Reply
reyhan link
5/9/2024 09:02:38 pm

keren bgt mantap

Reply



Leave a Reply.

    Archives

    October 2025
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak