ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Perbedaan Sanggul Pengantin dalam Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta dan Surakarta

24/7/2023

0 Comments

 
Dalam upacara pernikahan tradisional Jawa, rambut pengantin perempuan disanggul membentuk cawan ditengkurapkan yang dinamakan menurut bahasa Jawa sebagai bokor mengkurep. Sanggul rambut tersebut diisi juga dengan irisan daun pandan dan ditutup rajutan bunga melati. Perpaduan daun pandan dan bunga melati meruapkan keharuman yang terkesan religius. Ini sekaligus memiliki makna simbolis bahwa pengantin diharapkan dapat membawa nama harum yang berguna untuk masyarakatnya. Di samping sanggul bokor mengkurep yang menjadi asesoris wajib busana pengantin paes ageng masih ada 2 model sanggul gaya Yogyakarta lagi yaitu sanggul “ukel tekuk” dan “ukel kondhe”. 
Picture
Picture

​Adapun sanggul ukel tekuk gaya Yogyakarta ciri-cirinya berbentuk besar di bagian bawah, atau berkebalikan dengan sanggul gaya Solo yaitu berbentuk besar di bagian atas.
​
Sanggul Paes Yogyakarta:
1.  Sanggul bokor mengkurep dihiasi lagi dengan jebehan, yaitu 3 bunga korsase warna merah-kuning-biru/hijau yang dirangkai menjadi satu dan dipasang di sisi kiri – kanan gelung.
2.  Di tengah sanggul dihias dengan bunga merah yang disebut ceplok, dan di kiri – kanan ceplok itu disematkan masing-masing satu bros emas permata.
3. Pada bagian bawah agak ke arah kanan sanggul dipasang untaian melati berbentuk sepanjang 40 cm, yang sepintas menyerupai belalai gajah sehingga dinamai dalam bahasa Jawa sebagai gajah ngoling. Hiasan ini bermakna bahwa pemakainya menunjukkan kesucian/kesakralan baik sebagai putri maupun kesucian niat dalam menjalani hidup yang sakral pula.
4. Di bagian atas sanggul disematkan hiasan kepala yang disebut cunduk menthul, terdiri atas 5 buah tusuk sanggul yang berbahan lentur sesuai namanya dan berbentuk bunga seruni. Angka 5 pada jumah cunduk menthul melambangkan 5 rukun Islam. Jika berjumlah 3, ini mencerminkan jejak pengaruh zaman Hindu-Buddha perihal konsep Trimurti, tetapi sejak masa Islam dimaknai sebagai lambang tiga siklus hidup: lahir, menikah, dan mati., kemudian awal budaya Islam masuk hanya dikenakan 1 cunduk menthul yang melambangkan keesaan Tuhan. Jumlah cunduk menthul selalu ganjil, angka ganjil diyakini memilik kekuatan sebagai penolak bala.

​
 
Sanggul Paes Surakarta:
1. Tatanan sanggul belakang yang berbentuk bokor mengkurep tidak diberi jebehan, tetapi diberi hiasan berupa burung merak. Untuk sanggul ukel tekuk gaya Surakarta (Solo) ciri – cirinya berbentuk lebar atas dan dilengkapi hiasan untaian bunga melati yang disebut once  “bangun tulak”.
2. Bagian bawah sanggul dipasang untaian melati yang ditempatkan menjuntai ke depan dada, yang dinamai menurut bahasa Jawa sebagai tibo dodo.
3. Rambut pada sisi kiri-kanan kepala ditata sedemikian rupa sehingga memunculkan bagian yang sedikit melebar dan agak meruncing yang dinamai sebagai sunggar.
4. Di bagian atas sanggul disematkan hiasan kepala yang disebut cunduk menthul, yang berbentuk flora fauna seperti: bunga seruni, kupu, kijang, gajah, dan lain-lain. Jumlah cunduk methul anatara 7 (pitu dalam bahasa Jawa) melambangkan pitulung, ataupun berjumlah 9 yang melambangkan walisanga. Angka 5 pada jumah cunduk menthul melambangkan 5 rukun Islam. Pengenaan cundhuk menthul mengalami transformasi dari budaya Hindu ke Islam. Pada masa budaya Hindu cunduk menthul hanya berjumlah 3 yang melambangkan Trimurti, kemudian awal budaya Islam masuk hanya dikenakan 1 cunduk menthul yang melambangkan keesaan Tuhan.(Isti Yunaida/Humas Museum Ullen Sentalu & Christian Maria G/Periset dan Edukator Tur Museum Ullen Sentalu 2014-2017)

*Sebelumnya pernah diunggah di blog.ullensentalu.com pada 03 Februari 2016



0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak