ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Tak Perlu Malu Nikah Massal Beberapa Anak Raja Jawa juga Menjalaninya

19/9/2025

0 Comments

 
​Dhaup Ageng adalah padanan bahasa Jawa untuk Royal Wedding dalam bahasa Inggris. Terma demikian menunjukkan upacara pernikahan berikut pesta perayaan yang dihelat pemilik takhta kerajaan untuk anaknya. Sehingga hal wajar bila kesakralan aneka prosesi upacara maupun gebyar kemegahan dan gempita kemeriahan pesta perayaannya melampaui ukuran upacara serta pesta pernikahan masyarakat umum. 
Picture
Dhaup Ageng di Karaton Yogyakarta era Sultan Hamengkubuwana VIII dan IX tak hanya untuk satu pasangan pengantin anak raja. Kusniati Mochtar dalam Upacara Adat Perkawinan Agung Karaton Yogyakarta (1988), menyebutkan bahwa Sultan Hamengkubuwana VIII menikahkan 7 pasang pengantin dalam satu upacara pada tahun 1939. Pun di era Sultan Hamengkubuwana IX. Salah satunya pada tahun 1980-an, saat Sultan Hamengkubuwana IX menikahkan 3 pasang pengantin.

Bahkan pada 7 Oktober 1988, tatkala jenazah Sultan Hamengkubuwana IX disemayamkan di Karaton Yogyakarta, empat putranya melangsungkan ijab qobul di hadapan peti jenasah. Mereka adalah BRM Anindito (kemudian bergelar GBPH Pakuningrat), BRM Sulaksmono (kemudian bergelar GBPH Yudhaningrat), BRM Abiromo (kemudian bergelar GBPH Condrodiningrat), dan BRM Prasasto (kemudian bergelar GBPH Cokroningrat). Mereka merupakan anak urutan 12, 13, 14, serta 15 dari Sultan Hamengkubuwana IX. Prosesi ijab secara darurat oleh empat bersaudara tersebut digelar sebagai upaya kerabat Karaton Yogyakarta untuk membantu menggenapkan niatan Sultan Hamengkubuwana IX sebelum wafatnya pada 2 Oktober 1988 di Washington DC.  

Pernikahan beberapa anak dari para raja Yogyakarta dilangsungkan secara massal karena selisih usia mereka tidak terpaut jauh. Kebetulan pula, mereka pun masing masing bertemu jodoh pada waktu yang hampir sama. Beberapa anak sultan bisa berada pada kisaran usia sama karena para raja Jawa tersebut memiliki banyak istri. Bahkan pada era Sultan HB II (awal abad XIX), garwa padmi (permaisuri) mencapai empat dan garwa ampil (selir) hingga puluhan. Sehingga wajar bila para raja Jawa (Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) memiliki puluhan anak hingga tahun 1950 an. Namun jumlah istri para raja menyusut (di bawah sepuluh orang) pada era Sultan HB VIII dan HB IX  di Yogyakarta dan Sunan PB XI dan PB XII di Surakarta.

Menikahkan beberapa anak raja dalam satu upacara dan perayaan dipandang dari sisi ekonomi sangat meringankan istana. Dhaup Ageng (upacara pernikahan) tunggal hanya dilakukan bila raja menyunting permaisuri misal pada Pernikahan PB X dengan permaisuri GKR Emas, 1915.
​
Dhaup Ageng sesuai pemaknaan adalah pernikahan agung, mewah, sangat detail aneka prosesinya karena diselenggarakan kerajaan atau negara dalam pengertian masa kini. Namun, bertalian dengan varian penyelenggaraannya, bisa juga Dhaup Ageng ditafsirkan sebagai hajatan pernikahan besar kerajaan karena berisi beberapa pasang pengantin. [RESTU AMBAR RAHAYUNINGSIH, Peneliti Museum Ullen Sentalu]
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak