ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Tata Kota di Kerajaan Mataram Islam: Berawal Suatu Lingkungan Berpagar Tembok Pertahanan

10/4/2023

1 Comment

 
Picture
Sejak 500 tahun lalu, Jawa menyaksikan perkembangan kota-kota yang memiliki warna Islam. Namun pemahaman “kota” pada periode tersebut berbeda dari konsep kota sekarang karena tergantung preferensi masyarakat di tiap wilayah. Bagi masyarakat tradisional Jawa, “kota” disebut kutha. Arti dasar dari istilah tadi yakni suatu lingkungan berpagar bata atau tembok. Pemahaman ini selaras dengan salah satu definisi kota menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (1986), yakni kota adalah dinding (tembok) yang mengelilingi tempat pertahanan. Munculnya definisi ini agaknya berkaitan dengan pemahaman masyarakat Indonesia bahwa sebuah kota umumnya memiliki tembok atau pagar keliling sebagai batas wilayahnya.
Tilas dari konsep tradisional Jawa tadi adalah kota-kota yang pernah atau masih menjadi pusat Kerajaan Mataram Islam (1586-1755). Kotagede, Kartasura, Surakarta alias Solo, dan Yogyakarta merupakan contoh-contohnya.

Kota ini tidak hanya memiliki tembok sebagaimana deskripsi kota di atas tetapi justru sudah memenuhi definisi lengkap sebuah kota sebagaimana KBBI (1989:463), yakni terdiri atas bangunan rumah yang merupakan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat dan daerah yang merupakan pusat pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan. Di luar definisi itu, kota-kota Mataram Islam juga memiliki bentuk, struktur, dan konsep yang sakral. Hal ini berkaitan dengan posisi kepala pemerintahan (raja) dalam sistem kekuasaan Islam di Jawa, yakni dianggap sebagai khalifah atau pemimpin atau wakil Tuhan di dunia. Oleh karena itu, keyakinan dan kebijakan seorang raja yang memiliki “daya bentuk” umumnya berpengaruh pada perkembangan identitas suatu kota.

Kota-kota Pusat Pemerintahan Mataram Islam
Terkait identitas kota-kota Mataram Islam, Inajati Adrisijanti dalam disertasinya yang berjudul Kota Gede, Plered, dan Kartasura sebagai Pusat Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam (±1578 TU-1746 TU): Suatu Kajian Arkeologis (1997) telah mengkaji tiga diantara lima kota pusat pemerintahan yang berkembang pada periode awal Kerajaan Mataram Islam. Ketiganya adalah kawasan Kotagede, Kota Plered, dan Kota Kartasura. Ketiga kota tadi memiliki tatanan yang memiliki benang merah dan kemiripan dengan komponen dan susunan spasial dari kota-kota pewarisnya, Surakarta dan Yogyakarta. Kalaupun ada perbedaan, mungkin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
​
Dalam karyanya yang berjudul Arkeologi Perkotaan Mataram Islam (2000), Inajati Adrisijanti mengatakan bahwa komponen utama yang menjadi ciri-ciri kota yang bernafaskan Islam, yakni adanya masjid dan makam. Namun, dalam perjalanan sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Jawa terdapat beberapa kali perpindahan kota. Kota Islam awalnya mengambil banyak tempat di wilayah pantai seperti Demak. Kemudian berpindah ke Pajang dan Mataram Islam yang berada di Pedalaman. Perpindahan dari Pesisir ke Pedalaman ini  mempengaruhi corak kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya. Salah satunya terlihat dari kuatnya muatan budaya lokal dalam arsitektur Islam di Mataram Islam yang membedakannya dengan arsitektur Islam di tanah asal Islam “dilahirkan”. (RESTU A RAHAYUNINGSIH/Peneliti Museum Ullen Sentalu). 
1 Comment
Muhammad Fatahudin link
10/3/2024 01:40:17 pm

Sebuah catatan dan pengetahuan yang menambah hasanah keilmuan saya sebagai pembaca dan mahasiswa perencanaan wilayah dan kota. Terimakasih kak

Reply



Leave a Reply.

    Archives

    October 2025
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak