ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Gapura Gading: Satu dari Tiga Gerbang Bergaya Art Deco di Kraton Surakarta

14/12/2022

0 Comments

 
Gapura Gading di Solo tampaknya contoh bangunan yang menunjukkan antusiasme terhadap gelombang modernitas dan kosmopolitanisme pada awal serta pertengahan abad XX. Gerbang selatan Kraton Surakarta ini tampak molek menampilkan pengaruh kental arsitektur art deco yang begitu populer pada 1920-an dan 1930-an, tak cuma di Jawa, tapi di seluruh Dunia. Nuansa arsitektur art deco itu bisa dilihat secara kasamata di Gapura Gading dari adanya bentuk lengkung yang memahkotai bagian atas pintu gerbang, gardu di kiri kanan gerbang yang terbentuk dari perpaduan pilar-pilar gaya Tuskan Romawi berikut entablature-nya, juga adanya sejumlah ornamen geometris di sisi atas dari kiri-kanan gerbang. 

Picture
Unsur budaya Jawa pada Gapura Gading tetaplah ada. Itu rasanya paling diwakili oleh keberadaan arca bergaya Hindu-Buddha dalam gardu berpilar di kiri-kanan gerbang.
Bagian bando gerbang yang memiliki akses pintu berbentuk busur lengkung juga dihiasi dengan lambang Radya Laksana. Itu merupakan lambang raja dan kerajaan bagi Kasunanan Surakarta yang berupa perpaduan semacam lencana atau perisai bundar lonjong diapit padi dan kapas, juga ditudungi mahkota gaya Jawa. Di dalam lencana atau perisai lonjong ada bentuk bola Bumi ditancapi paku, matahari yang memancarkan sinar, bulan sabit, juga bintang. Keseluruhan lambang Radya Laksana itu memang memvisualisasikan gelar nama dari Susuhunan atau Raja Kasunanan Surakarta, Pakubuwana, yang bisa dimaknai sebagai paku atau poros tertancap kuat dari alam semesta. Radya Laksana diadopsi sebagai lambang resmi Susuhunan serta Kasunana Surakarta sejak masa bertakhtanya Susuhunan Pakubuwana X.  
Raja yang bertakhta selama 46 tahun mulai dari 1893 hingga 1939 tersebut sekaligus merupakan sosok yang menitahkan pembangunan Gapura Gading dalam gaya art deco. Itu pula lah menjadi alasan mengapa tepat di bagian bawah lambang Radya Laksana Gapura Gading ada ukiran inisial PB X, yang tak lain adalah singkatan gelar dalam alfabet Latin dan angka Romawi dari sang  raja pembangunnya.
Merujuk isi artikel “Gapura Bersejarah di Kota Solo” yang diunggah 15 September 2022 di surakarta.go.id, web resmi Pemerintah Kota Surakarta, Gapura Gading dibangun pada 1932. Masih di surakarta.go.id, dalam artikel unggahan 24 November 2022 dengan judul “Jejak Peninggalan Sejarah dalam Gapura Kota” disebutkan bahwa Gapura Gading dibuka resmi pada 1938. Di situ diceritakan pula bahwa Gapura Gading punya dua saudara kembar yang memang dibangun secara beriringan tahun, yakni Gapura Klewer di sisi sebelah barat Alun-Alun Lor (Utara) serta Gapura Batangan di sisi sebelah timur alun-alun yang sama. (YOSEF KELIK/Periset di Museum Ullen Sentalu)

0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak