ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Sima dan Sraddha Sebagai Contoh Perayaan Pesta Semasa Jawa Kuno

12/1/2024

0 Comments

 
Picture
Pada malam pergantian tahun dari 2023 ke 2024, banyak orang memeriahkannya dengan berpesta kembang api. Hal demikian lazim ditemukan pada malam pergantian tahun-tahun lain sebelumnya, pun dapat pula diyakini akan dapat ditemukan pada perayaan pergantian tahun di waktu mendatang. Perayaan pergantian tahun menurut tarikh Masehi tadi mencerminkan pula salah satu cara berpesta dari orang-orang moderen saat ini. Cara berpesta demikian tak lepas dari pengaruh yang diberikan budaya Barat maupun budaya dari Tiongkok. 
 Lalu, bagaimana cara berpesta dari orang-orang di Jawa pada masa lalu atau beberapa abad silam?
Pada masa Jawa kuno, beberapa acara perayaan yang lazim disebut pesta antara lain: sima atau upacara penetapan daerah perdikan (desa yang dibebaskan dari pungutan pajak negara), sraddha atau peringatan 12 tahun meninggalnya seseorang, juga perayaan yang bersifat hiburan. Dalam upacara-upacara ini umumnya diselenggarakan pentas tari. Kemeriahannya mungkin tak kalah meriah dari pesta kembang api sekarang.

Sima
Upacara sima biasanya diselenggarakan sebagai bentuk upacara terima kasih seseorang atau rakyat karena anugerah raja berupa pembebasan daerah atau lahannya menjadi daerah atau lahan yang bebas pajak dengan alasan tertentu. Pada upacara tersebut terkadang raja atau bisa saja hanya pejabat yang mewakili hadir untuk membacakan putusan sima.

Berdasarkan data prasasti, di akhir upacara tersebut umumnya diadakan sebuah pesta untuk bersuka ria. Hal semacam ini, salah satunya dapat dilihat di terjemahan baris 20 dan 21 Prasasti Rukam  dari tahun 907 Masehi. Dalam prasasti tersebut diceritakan bahwa setelah seluruh hadirin seperti patih, wahuta, dan pejabat desa menyembah batu prasasti; mereka mengambil makanan dengan daun. Setelah itu, mereka akan menari/berjoget dan bersuka ria bersama karena Desa Rukam telah dikukuhkan menjadi daerah sima.

Sebagaimana juga disebutkan oleh Prasasti Mantyasih III  dari 907 Masehi, dalam perayaan sima umumnya hadir penari dan pemain musik. Mereka menerima upah dan mendapat hadiah. Hal ini menunjukkan kemeriahan pesta masa itu.

Sraddha
Menariknya, kemeriahan pesta masa Jawa kuno tidak hanya berlaku di momen bahagia, tetapi juga pada saat berduka seperti peringatan 12 hari meninggalnya seseorang. Perayaan demikian disebut sebagai sraddha.

Pupuh 63-67 kitab Negarakertagama (1365 Masehi) menyebutkan kemeriahan dan kekhidmatan upacara sraddha pada 1362 Masehi bagi Sri Rajapatni atau Gayatri yang diselenggarakan oleh cucunya, Maharaja Hayam Wuruk. Upacara ini diawali dengan menghias singgasana yang nantinya digunakan untuk meletakan arca perwujudan Sri Rajapatni.

Setelah itu, digelar segala pertunjukan yang menggembirakan hati rakyat seperti nyanyian, wayang, tari topeng, dan tari prajurit yang diselenggarakan silih berganti. Rangkaian upacara seperti ini masih berlangsung hingga era Sri Girindrawardhana yang pada 1486 memperingati 12 tahun meninggalnya Raja Singawikramawardhana.

Selain kedua pesta di atas, Pupuh 26-27 Negarakertagama  juga menyebutkan upacara perayaan bagi Sri Baginda (Raja Hayam Wuruk) yang dipimpin oleh Sang Adipati Sura dan diikuti oleh 70 penduduk desa. Upacara ini dimeriahkan dengan hiburan tari topeng. Dalam tarian tersebut, sang raja menari topeng dan masyarakat Majapahit diperbolehkan menonton. Pupuh 91 bahkan menyebutkan bahwa Sri Baginda Hayam Wuruk adalah seorang penari topeng yang ulung. [RESTU AMBAR RAHAYUNINGSIH (Peneliti Museum Ullen Sentalu)]
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. [email protected], [email protected]
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak